CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 07 April 2014

Ketika Hal yang Dianggap Tabu Menjadi Layak Untuk Diperbincangkan

dan akan dikupas setajam....korslet *mata melotot, kamera maju mundur*
baiklah teman-teman, hari ini gue kembali lagiii, besok gue ujian lagiii, horeee *sarkasme*

karena gue ngerasa ujian gue hari ini cukup terbantu dengan gue kemaren ngeblog yang memaksa gue mau gamau untuk belajar, makanya gue hari ini mau ngeblog lagi buat persiapan ujian besok. Mungkin kalian bingung kenapa judulnya begono, tapi ya karena memang yang akan gue post disini sekarang mungkin memang dianggap tabu, tapi karena pelajaran ya layak dong untuk diomongin. Sebelum kalian nyanyi dangdut sungguh mati aku jadi penasaran, sebenernya apa yang mau gue omongin, pertama-tama gue mau bilang kalo di postingan ini mungkin ada hal-hal vulgar dan berhubungan dengan sex, kalo kalian mikir gue mau bahas biologi, tetoot kalian salah karena gue anak hukum dan gue ga belajar biologi walaupun gue suka banget pelajaran biologi pas SMA, mulai oot yah. Tapi gue akan bahas organ-organ tubuh juga sih disini.

Oke sabar, sabar, gue mau ngebahas soal tindak pidana kesusilaan yang diatur di dalam KUHP, karena besok gw ujian tentang itu buat mata kuliah tindak pidana tertentu dalam KUHP. Kalo kuliah yang ini beda ama yang kemaren, yang ini udah gue rencanakan buat ambil sejak awal karena gue ngambil program kekhususan hukum pidana jadi ya mau ga mau gue harus ambil matkul ybs dan gue gapernah tidur pas di kelas karena yang ini dosennya ngajarnya seru dan pembahasannya juga seru hehehe.

Disclaimer: I'm not a scholar yet, so do not recite anything from my writing because I'm not responsible for any misleading information you may get from my writing here

Delik kesusilaan dalam KUHP bisa disebut juga sebagai delik kesopanan, kepatutan, kehormatan, tergantung ahli siapa yang nyebut, salah satu yg gue rada kesel di hukum pidana adalah ahlinya banyak banget bro dan pendapatnya suka beda2 satu sama lain jadi ya ikuti kata hatimu saja untuk menilai mana yang kau yakini. Disini kita pake termnya delik kesusilaan aja yah.

Di KUHP delik kesusilaan diatur di buku 2 alias buku tentang kejahatan dan buku 3 tentang pelanggaran, di buku 2 diatur pada pasal 281-303 KUHP dan di buku 3 diatur dalam pasal 532-547 KUHP. Yang lumayan lucunya adalah segala judi, miras, dll juga ikutan dalam delik ini, jadinya ga cuma yang berhubungan dengan alat kelamin aja. Nah makanya itu akhirnya dibagi lagi nih jadi delik yang melanggar kesusilaan/zedelijkheid (ps 281-299 dan ps 532-535 KUHP) sama yang melanggar kesopanan tapi ga melanggar kesusilaan/zeden (ps 300-303 dan ps 535-547 KUHP). Buat yang bertanya2 bedanya kesopanan ama kesusilaan, kesopanan itu umumnya mengenai adat kebiasaan yang baik dalam perhubungan antara berbagai anggota masyarakat, sedangkan kesusilaan adalah mengenai adat kebiasaan yg baik, tetapi khusus yg sedikit banyak mengenai kelamin (sex) seseorang.

FYI Indonesia ga kenal tuh sama yang namanya pelecehan seksual, jadi kalo misalkan mau ngadu bilangnya jangan pelecehan seksual, karena tuh KUHP mau dibolak balik ampe peyot juga ga bakal nemu term pelecehan seksual, pakenya delik kesusilaan yah. Melanggar kesusilaan itu pada dasarnya menimbulkan rasa malu yg bersifat seksual, dan di Indonesia kita makenya interpretasi sosiologis buat ngenilai apa sih yang dianggap sebagai rasa malu itu di masyarakat, jadi melanggar kesusilaan itu ya disesuaikan dengan adat kebiasaan setempat. contohnya orang Papua di Papua pake koteka biasa aja kan, tapi kalo orang Papua pake koteka di Aceh, nah itu udah melanggar kesusilaan dah tuh. Tapi menurut dosen yg ngajar, kalo orang Aceh pake koteka di Papua itu juga tetep aja dianggep sebagai ngelanggar kesusilaan, karena itu harusnya sudah menimbulkan rasa malu, bingung gak? gw kok rada bingung ya....

Lanjut kita masuk ke pasal 281 KUHP, unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
barangsiapa means bisa siapa aja pelakunya,
dengan sengaja means ada willen en wetten,
merusak kesusilaan means kesusilaan yg dirusak ini adalah sebenernya apa yg dirasakan sebagai kesusilaan oleh segenap orang biasa dalam suatu masyarakat,
di muka umum means di tempat terbuka, di tempat yg dapat dilihat oleh umum, di tempat yg menjadi lalu lintas umum, dan tempat lain yg dapat dimasuki oleh anak berusia <16 p="" tahun="">dihadiri orang lain di luar kemauannya means bisa keliatan sama orang lain selain diri lo sendiri pun mereka ga niat mau ngeliatin, jadi walaupun di dalem kamar tapi kalo kamar lo jendelanya kebuka madep ke jalanan terus lo telanjang2 aja dengan bahagianya nah itu udah termasuk nih dalam pasal ini

Pasal 282-283 KUHP adalah delik mengenai pornografi
pornos = melanggar kesusilaan atau cabul
grafi = tulisan, gambar dan patung

tapi sekarang udah ditambahin lagi sih artinya di UU No. 44/2008. pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Walaupun ada pengecualiannya sih yaitu olahraga, kesenian, ilmu pengetahuan dll. Tapi jadi nya ya gitu dah rebek, harus disidangin di MK dulu buat nentuin apakah termasuk pornografi atau bukan, dan sidangnya tertutup ya, karena emang gambar2nya kadang tidak senonoh. kaya pernah liat aja sih gue

Now, move on ke pasal 284 KUHP tentang perzinahan alias overspel alias adultery. Kalo ngomongin perzinahan pasti kalian mikirnya antara dua orang cewek cowok yg berhubungan intim di luar ikatan pernikahan ya kan ya dong? Nah, kalo berdasarkan KUHP yg dibuat jaman kumpeni ini, perzinahan itu harus dilakukan oleh seorang suami/istri yang terikat dalam ikatan pernikahan dengan seorang perempuan/laki-laki yang bukan suami/istrinya yang dilakukan dengan dasar suka sama suka, bukan paksaan. Jadi kalo ABG-ABG yang berhubungan intim tapi 22nya belom ada yg terikat perkawinan sih gabisa dijerat pasal ini di Indonesia. Pasal ini ada untuk melindungi kesakralan pernikahan, dan sifat deliknya adalah aduan absolut jadi harus diaduin sama si pasangan yg merasa dikhianati ini, gabisa tuh tetangga apalagi orang lewat yg ngelaporin ke polisi.

Pasal yang cukup serem, Pasal 285 KUHP tentang perkosaan, persetubuhan yang dilakukan dengan paksaan atau tanpa persetujuan, yang ngelakuin pasti laki-laki dan korbannya pasti perempuan, dan keduanya tidak terikat hubungan perkawinan. Ada beberapa masalah yang bisa diangkat dari pasal ini, seperti apakah ini dolus atau culpa? ini sih lumayan gampang lah ya jawabnya, udah pasti dolus alias sengaja karena rada gamungkin aja orang maksa orang lain buat bersetubuh karena lalai. Terus apakah harus ada kekerasan fisik? Kalo menurut Bapak Lamintang, kekerasan ga harus fisik tapi bisa perkataan atau apapun yang membuat si korban ngerasa ga ada pilihan lain selain berhubungan intim dengan lelaki tersebut, dan sebenernya si korban/cewek gak mau sama sekali buat berhubungan badan sama si cowok tersebut sejak awal.

Pasal 286 KUHP, memperkosa wanita yang sedang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya. Disini yang dapat dipermasalahkan adalah kondisi tidak berdaya, apakah tidak berdaya tersebut harus tidak sadar? disini tentu bisa aja dalam kondisi sadar tapi gabisa ngapa2in, contohnya korbannya lumpuh atau mabuk. Lalu apakah tidak berdaya tersebut harus dalam bentuk fisik bukan psikis? sampai saat ini, menurut Bapak Lamintang dan Bapak simons sih tidak berdaya itu harus dalam bentuk fisik, jadi psikis atau mental ga masuk, tapi melihat kenyataan sekarang sih sebenernya cukup banyak kasus yang bilang mereka diperkosa karena ditekan psikis atau mentalnya, tapi masalahnya dalam hukum pidana yang kaya gitu2 itu susah pembuktiannya, tapi ya kita berdoa saja semoga hal-hal kayak gini bisa diakomodir oleh hukum pidana ke depannya.

Pasal 287 KUHP, berhubungan intim dengan anak di bawah 15 tahun, delik ini merupakan pro parte dolus pro parte culpa, alias separo2, tujuan dari adanya pasal ini adalah untuk mencegah disalahgunakannya pengetahuan anak-anak yg belum berpengalaman oleh orang dewasa. dalam hal ini tidak ada unsur paksaan ataupun kekerasaan. Masalahnya adalah gimana kalo si anak gamau ngelapor? gimana kalo pelakunya sama2 anak2? dan pasal ini juga berbenturan dengan UU Perlindungan Anak.

Pasal 288 KUHP, tentang berhubungan intim dengan wanita yang belum pantas di kawin dalam perkawinan yang menimbulkan luka pada tubuh. Wah pembahasan ini pas di kelas cukup heboh banget, terutama masalah belum pantas di kawin dan menimbulkan luka pda tubuh, kesimpulan akhirnya wanita yang belum pantas dikawin adalah yang belum mencukupi batas minimum usia perkawinan sesuai UU no. 1/1974 yaitu 16 tahun, Menimbulkan luka pada tubuh juga ngebingungin banget sih, apakah hymen yg rusak akibat bersetubuh termasuk dalam luka pada tubuh, atau harus bentuk luka2 lain seperti memar, tergores dsb. Tujuan dari pasal ini adalah untuk melindungi pernikahan anak2.

Pasal 289 KUHP tentang perbuatan cabul, apakah yg membedakan pasal 289 dengan pasal 285 KUHP?
Perkosaan itu hanya bisa dilakukan oleh laki2 kepada perempuan, sementara kalo cabul pelakunya bisa laki2 bisa perempuan korbannya pun bisa keduanya. Selain itu perkosaan hanya dapat dilakukan di luar perkawinan sementara cabul dapat dilakukan di dalam perkawinan. Salah satu ciri dari perkosaan juga jika terjadi penetrasi dimana alat kelamin laki-laki masuk ke dalam alat kelamin perempuan, sementara dalam cabul tidak harus berhubungan dengan alat kelamin, yang lainnya pun bisa seperti meraba-raba buah dada, bercium-ciuman dll.

Pasal 292 KUHP membahas mengenai perbuatan cabul kepada anak di bawah umur dan Pasal 293 tentang pencabulan anak yg belum dewasa dengan iming-iming tertentu. Dalam kasus ini yang dapat dipidana hanya orang dewasanya saja.

Baiklah cukup segitu yg gw bahas, karena emang itu aja yg bakal jadi materi buat uts besok, karena delik kesopanan ga masuk dalam pembahasan, so... semoga ini membantu kalian yang mau melakukan  memahami delik kesusilaan dan wish me luck for the test tomorrow, adios!


0 komentar:

Baca Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...