Telat banget mungkin ya, harusnya hari gini udah ga mikirin mau masuk mana, harusnya sekarang udah punya tujuan pasti mau kemana nanti, harusnya udah ada yang dikejar. Seperti diketahui mayoritas orang dan lebih dari setengah anak 8 tentu saja mau masuk kedokteran, dan sisanya teknik, atau ekonomi. Dan seperti kita ketahui itu gak jauh-jauh dari pemikiran orang Indonesia yang mengukur tingkat. kesuksesan dari kalo ga jadi dokter, jadi insinyur atau jadi sarjana ekonomi. Itu baru namanya jadi "orang".
Saya bukannya benar-benar belum punya pilihan mau kemana, saya tertarik buat masuk HI atau komunikasi yang mana keduanya adalah FISIP jurusan yang mungkin masih dipandang sebelah mata oleh orang Indonesia, karena pertanyaannya adalah mau jadi apa setelah kuliah? Oke kalo HI bisa jadi diplomat, dan muncul lagi pertanyaan "kamu itu cewek ntar suaminya gimana? Ntar anak2nya gimana? Kalo diplomat kan pergi2 terus" atau kerja jadi PNS bisa juga dan muncul lah statement "PNS gajinya kecil ga akan bisa kaya kalo jadi PNS makanya rata2 pada korupsi"
Dan kalo komunikasi, kata opa saya "komunikasi itu sarjana ecek ecek" kata mami saya "komunikasi kerjanya juga ga jelas, mungkin enak dan gampang tapi gajinya kecil, dan katanya sekarang banjir sarjana komunikasi berarti persaingan berat" (no offense).
Terus sekarang saya jadi bingung, beneran bingung. Menurut hasil psikotest minat saya itu di bidang sastra, pelayanan sosial dan kegiatan persuasi. Sebenarnya dari kecil saya tertarik dengan sastra dan entahlah setelah bagi rapot kemarin saya merasa saya memang dilahirkan untuk bahasa. Tapi saya tetap ada di Indonesia dengan mind set orang2 yang sama dengan pertanyaan yang sama "mau jadi apa?" "Gimana kamu dapet uang?" Gabisa dipungkiri emang hidup itu butuh uang dan segalanya serba mahal, dan sekarang bukannya tidak banyak juga yang menuhankan uang (naudzubillahimindzalik).
Orang tua saya, opa oma saya bisa bilang "terserah kamu, kami dukung" tapi buktinya saya bilang mau ini dan itu pasti ujung2nya bakal kembali dibujuk agar mau kedokteran atau ekonomi. Sampai saya berpikir, kenapa saya diciptakan untuk ga mempunyai interest di bidang2 yang bisa dianggap "jadi orang" sih? Dan kenapa orang2 begitu memuja beberapa bidang dan mengunder estimate bidang lainnya?
Memang benar sih kalo jadi dokter enak, kerjanya ga tergantung sama orang bisa buka praktek sendiri, uangnya banyak, Allah yang nyembuhin dokter yang dapet uang dan blablabla lainnya. Tapi menurut saya apapun pekerjaannya harus punya hati punya passion buat itu, saya ga bilang saya gamau jadi dokter karena saya ga mampu, saya yakin saya mampu tapi saya tahu kalo saya gapunya passion di bidang itu, dan apa jadinya ketika sesuatu dipaksakan? Saya bisa jadi apa aja, bahkan jadi arsitek atau jd insinyur sipil 2 hal yang paling impossible dalam hidup saya, saya yakin kalo saya mau saya bisa karena dimana ada kemauan disitu ada jalan. Tapi bagaimana jika tidak ada kemauan? Haruskah dipaksakan?
Saya juga gamau ngecewain orang tua, pasti mereka menaruh harapan besar pada anaknya, kalo saya bilang saya mau kedokteran atau ekonomi mungkin masalahnya kelar, mereka bahagia, tapi saya juga gabisa boong sama diri sendiri, jadi saya harus apa?
"...you can't always get what you want, you get what you need..."
God please show me Your way, the best way I should go through
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 komentar:
Posting Komentar